Asyiknya Cave Tubing Goa Pindul

Selain pesona pantai yang mengagumkan, Kabupaten Gunungkidul, DIY juga memiliki wisata minat khusus Cave Tubing Goa Pindul sebagai salah satu wisata andalannya. Goa Pindul terletak di desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari arah kota Yogyakarta kita bisa melewati Jalan Wonosari, melewati Bukit Bintang, menuju ke arah Kota Wonosari. Bila sudah ketemu dengan perempatan Siyono (perempatan yang ditengahnya ada air mancur BPD DIY) belok kiri. Kemudian ikuti jalan aspal yang lebar, jika ketemu lampu merah (perempatan) Budegan lurus terus, hingga perempatan Grogol belok kiri. Ketemu SMPN 2 Karangmojo belok kiri, ada Balai desa Bejiharjo belok kanan. Ikuti jalan aspal hingga sampai lokasi yang banyak tulisan Pindul.
Selamat Datang di Goa Pindul
Menurut legenda, kisah Goa Pindul berawal dari peristiwa pembuangan bayi oleh utusan Penembahan Senopati. Sebelum dibuang, sang bayi dimandikan di dalam sebuah goa. Saat dimandikan, pipi sang bayi terbentur batu. Karena Peristiwa tersebut, akhirnya Goa tersebut diberi nama Goa Pindul (Pindul = Pipi Kebendul (terbentur)).
Sejarah Goa Pindul
Goa Pindul memiliki panjang sekitar 300 meter dengan aliran sungai bawah tanah di dalamnya. Aliran sungai ini berasal dari mata air Gedong Tujuh yang tidak pernah kering, sekalipun pada musim kemarau. Aliran air di dalam Goa Pindul ini cukup tenang, sehingga aktivitas cave tubing Goa Pindul cukup aman dilakukan oleh siapa saja baik orang dewasa maupun anak kecil. Selain itu, dalam melalukan cave tubing ini kita akan didampingi oleh pemandu. Tidak diperlukan latihan maupun keahlian khusus untuk melakukan cave tubing Goa Pindul. Kita hanya duduk di atas ban pelampung, bergandengan tangan dengan peserta cave tubing yang lain dan bergerak mengikuti aliran sungai dengan didampingi oleh pemandu. Peralatan cave tubing seperti life jaket, head lamp, ban sebagai pelampung disediakan oleh pemandu dan sudah termasuk dalam paket yang kita bayar.
Perjalanan akan segera dimulai
Untuk menyusuri Goa Pindul, dari sekretariat pemandu, kita harus berjalan kaki terlebih dahulu sekitar 100 meter melewati rumah-rumah penduduk. Diperlukan waktu sekitar 45 menit untuk menyusuri Goa Pindul ini. Goa Pindul terbagi menjadi 3 zona, yaitu zona terang, zona remang dan zoma gelap.

Zona terang merupakan zona pertama yang dekat dengan pintu masuk goa. Di dalam zona terang ini kita masih dapat menikmati keindahan stalagtit goa dengan jelas. Pada zona ini, terdapat stalagtit yang bila dipukul akan mengeluarkan bunyi instrumen gamelan, sehingga dinamakan batu gamelan. Selain itu bila mendongak ke atas, kita akan melihat bayak kelelawar pada dinding goa.

Memasuki zona kedua, yaitu zona remang, cahaya mulai berkurang. Jika tidak dibantu dengan lampu yang dibawa pemandu, keindahan stalagtit di zona ini akan terlihat samar-samar. Di zona ini terdapat stalagtit yang lebih besar dan beraneka ragam bentuk. Disini kita dapat menemukan stalagtit mirip alat kelamin pria, yang menurut mitos, kaum pria yang memegangnya bisa makin perkasa. Itu sebabnya, warga setempat menamainya dengan batu perkasa.

Semakin masuk, goa akan semakin gelap. Kita dapat melihat puluhan stalagmit berukuran mini yang meneteskan air, namanya air mutiara. Warga setempat percaya bahwa bila perempuan membasuh wajahnya dengan air tersebut, ia akan awet muda dan tambah cantik.

Zona ketiga adalah zona gelap abadi. Di dalam zona ini pemandu akan mematikan lampu penerang yang dibawa dan mengajak pengunjung untuk sejenak mengheningkan cipta guna mensyukuri karunia Tuhan atas pemberian mata untuk melihat dengan cuma-cuma semua keindahan dan keagungan yang diciptakan oleh Tuhan. Pada bagian ini terdapat stalagtit dan stalagmit yang menyatu sehingga tampak seperti sebuah pilar yang lebar dengan ukuran lima rentangan tangan orang dewasa. Menurut penjelasan pemandu, stalagtit ini merupakan stalagtit terbesar keempat di dunia dan masih aktif. Oleh masyarakat sekitar stalagtit tersebut disebut dengan nama sokoguru atau cagak gunung. Jalur ini menyisakan celah sempit yang hanya bisa dilalui satu orang saja secara bergantian.

Dari zona gelap kita akan bergerak menuju pintu keluar goa. Sebelum pintu keluar, terdapat celah besar di atap goa yang disebut luweng.Jika cuaca sedang cerah akan muncul “cahaya surga” yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati luweng tersebut.

Setelah melalui tiga zona tersebut dan tiba di pintu keluar goa, pengunjung diharuskan memanjat tepi sungai dengan menggunakan tali tambang, untuk keluar dari area sungai goa pindul ini.
Pintu Keluar Goa
Mentas
Jika berminat melakukan cave tubing Goa Pindul, sebaiknya berkunjung ketika musim kemarau karena Goa Pindul akan terlihat lebih mempesona dengan air sungai bawah tanah yang terlihat berwarna hijau. Namun, bila waktu liburan kita pada saat musim hujan, cave tubing Goa Pindul pun masih tetap dapat dilakukan, hanya saja air sungai cenderung keruh dan berwarna coklat. Selain cave tubing Goa Pindul, kita juga dapat menikmati tantangan susur kali oya yang tak kalah menarik.

Yogyakarta, 15 Januari 2012
0 Responses

Posting Komentar

abcs